Apa itu Difteri ?
Difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Gejalanya termasuk sakit tenggorokan dan masalah pernapasan. Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan berisiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Pengobatannya meliputi antibiotik dan antitoksin untuk mematikan bakteri. Salah satu langkah pencegahan difteri yang paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri. Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Bakteri ini paling sering menginfeksi bagian hidung dan tenggorokan. Setelah menginfeksi, bakteri melepaskan zat berbahaya yang disebut racun yang kemudian menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan lapisan abu-abu tebal. Lapisan ini umumnya terbentuk di area hidung, tenggorokan, lidah dan saluran udara. Dalam beberapa kasus, racun ini juga dapat merusak organ lain, termasuk jantung, otak, dan ginjal, sehingga berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, bakteri penyebab difteri dapat mengeluarkan racun yang merusak jantung, ginjal, atau otak.
Difteri dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terserang difteri akan lebih tinggi pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap. Selain itu, difteri juga lebih berisiko terjadi pada orang yang :
1. Tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya.
2. Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri.
3. Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala penyakit difteri di atas, terutama bila memiliki risiko untuk tertular. Segera ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis jika muncul gejala difteri yang lebih berat, seperti :
1. Gangguan penglihatan
2. Keringat dingin
3. Sesak napas
4. Jantung berdebar
5. Kulit pucat atau membiru.
Pencegahan Difteri
1. Imunisasi DPT
2. Konsultasi dengan Dokter
3. Antibiotik